Epidemiologi pada mulanya
diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi
hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan
selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi,
sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang
penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang
pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit
tersebut
Epidemiologi merupakan ilmu
yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan
berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin
ilmu ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal,
biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu
kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah
kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus sedangkan
epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain
membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin
lmu-ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan
fisik, ekonomi, budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu
epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang
kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan
karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli
pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma
bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus
paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala
itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi,
Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi
dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan
15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V.
Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt
memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data
metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik,
matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin
tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara
orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis
pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem
pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk
perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the
founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848,
John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di
London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir
penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan
epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan
epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892
yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta
Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut
paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga
saat ini. Konsep-konsep
tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian
suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan
statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia
Di dalam
perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya
3 elemen, yakni :
- Mencakup semua penyakit
Epidemiologi
mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi,
seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara
maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
- Populasi
Apabila kedokteran klinik
berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka
epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi
(masyarakat) atau kelompok.
- Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi
penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan
ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar